Bombana, sultranet.com – Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar sosialisasi tentang peluang kerja ke luar negeri dan prosedur penempatan tenaga kerja di Politeknik Bombana (Polina), Jumat (11/10/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat terkait kesempatan bekerja di luar negeri serta bagaimana prosedur legal untuk menjadi pekerja migran.
Kepala BP3MI Sultra, La Ode Askar, S.Pd., M.Si., menjelaskan bahwa bekerja di luar negeri menawarkan berbagai peluang, termasuk standar pengupahan yang lebih tinggi dibandingkan di dalam negeri.
“Bekerja di luar negeri tentu lebih menjanjikan dari segi upah. Selain itu, ada transfer ilmu pengetahuan dan budaya kerja yang berbeda, terutama dalam hal kedisiplinan,” jelasnya.
La Ode Askar menambahkan, keberadaan pekerja migran memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional melalui devisa yang mereka kirimkan ke tanah air.
“Devisa terbesar kedua bangsa ini berasal dari pekerja migran. Mereka membawa devisa yang menjadi penunjang perekonomian kita,” ujarnya.
Selain itu, La Ode Askar juga memaparkan lima mekanisme penempatan kerja ke luar negeri yang dapat diakses oleh masyarakat yaitu Pertama, Private to Private (P to P), di mana penempatan dilakukan melalui perusahaan swasta.
Kedua, Government to Government (G to G), yaitu penempatan pekerja melalui kerja sama antar pemerintah, seperti ke Jepang dan Korea Selatan, Arab Saudi dan Jerman
Mekanisme ketiga adalah Government to Private (G to P), yakni penempatan tenaga kerja yang dikoordinasikan oleh pemerintah Indonesia dengan perusahaan di luar negeri.
Selanjutnya Intern Corporate Transfership (ICT), yaitu perpindahan tenaga kerja dalam lingkup perusahaan multinasional yang memiliki cabang di luar negeri.
Mekanisme kelima adalah Pekerja Migran Perseorangan (Mandiri), di mana calon pekerja secara individu mengurus dan menempuh seluruh proses penempatan tanpa melalui perusahaan atau pemerintah.
“Namun, semua mekanisme ini harus mengikuti prosedur resmi agar terjamin legalitas dan pelindungan hukum bagi pekerja migran,” tegasnya.
Selain membahas mekanisme penempatan kerja, La Ode Askar juga menyampaikan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan BP3MI dalam mempersiapkan calon pekerja migran yang kompeten dan siap menghadapi dunia kerja internasional.
“Kami berharap ada sinergi yang lebih kuat antara BP3MI, pemerintah daerah, dan lembaga pendidikan seperti Politeknik Bombana. Dengan sinergi ini, kita bisa bersama-sama mempersiapkan calon pekerja migran yang lebih berkualitas, terutama dari segi kompetensi dan kemampuan bahasa sesuai negara penempatan,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa sinergi ini bisa mencakup pelatihan bahasa dan keterampilan teknis yang relevan, serta penyediaan tenaga pengajar di perguruan tinggi untuk mendukung persiapan calon pekerja migran.
“Jika mereka belum memiliki kompetensi bahasa atau keterampilan tertentu, tugas kami membantu lembaga pendidikan menyiapkan program pelatihan yang tepat, agar lulusan-lulusan kita bisa bersaing dan bekerja dengan aman di luar negeri,” jelasnya
La Ode Askar berharap, melalui sosialisasi ini, semakin banyak masyarakat Sulawesi Tenggara yang dapat memanfaatkan peluang kerja di luar negeri dengan prosedur yang aman dan legal.
“Kami berharap informasi ini dapat tersebar luas sehingga masyarakat kita bisa memanfaatkan peluang kerja ke luar negeri dengan prosedur yang benar dan aman,” tutupnya.
Sementara itu, Wakil Direktur I Politeknik Bombana, Muh. Nakkir, S.Pd., M.Pd., turut memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kegiatan sosialisasi yang diadakan oleh BP3MI Sulawesi Tenggara.
Ia menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa Politeknik Bombana dan masyarakat sekitar yang ingin mengetahui lebih banyak tentang peluang kerja di luar negeri serta prosedur legal yang harus ditempuh.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif BP3MI Sultra yang telah memberikan penjelasan lengkap tentang berbagai peluang kerja di luar negeri. Kegiatan ini menjadi bekal penting bagi mahasiswa kami untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja global. Informasi seperti ini sangat dibutuhkan, apalagi dengan adanya penjelasan tentang mekanisme penempatan tenaga kerja yang resmi dan aman,” ujar Muh. Nakkir.
Kegiatan sosialisasi ini disambut positif oleh para peserta, terutama mahasiswa Politeknik Bombana yang antusias menanyakan berbagai hal terkait peluang kerja di luar negeri.
“Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat, terutama bagi kami yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut tentang bagaimana bekerja di luar negeri secara aman dan legal,” ungkap salah satu peserta.
Sosialisasi ini merupakan bagian dari upaya BP3MI Sultra untuk terus mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penempatan tenaga kerja yang aman dan legal di luar negeri, serta memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak demi mewujudkan pekerja migran yang berkualitas.
Kegiatan Sosialisasi BP3MI Sultra di Politeknik Bombana, turut didampingi Kawan PMI Sultra dan Kawan PMI Bombana. Kawan PMI adalah komunitas relawan yang peduli dan berkomitmen untuk melindungi Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Tugas utama Kawan PMI adalah membantu BP3MI dalam upaya menyebarluaskan informasi kepada masyarakat agar mereka tidak terjebak dalam perdagangan orang dan tindak pidana penempatan secara nonprosedural serta pendampingan keluarga PMI bermasalah.