Bombana, SultraNET. | Dua orang karyawan yang bekerja di Pabrik Gula PT. Prima Alam Gemilang (PAG) Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat setelah diduga keracunan Kapur saat bekerja mengeluarkan kapur dari kontainer di Gudang perusahaan, Jum’at (19/3/2021).
Direktur RSUD Bombana, drg. Riswanto mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan secara umum terhadap pasien atas nama Yayan kondisinya saat ini stabil walaupun saat pertama tiba pasien sempat muntah dan pingsan berkali kali saat di observasi di Unit Gawat Darurat.
“Saat ini pasien lanjut perawatan di ICU, diagnosa sementara terjadi intoksikasi kapur via inhalasi ditambah broncitis ditambah observasi vomiting dan syncope berulang,” ujar drg. Riswanto.
Sedangkan pasien atas nama Sahril saat tiba di UGD kondisi secara umum stabil namun karena diagnosa sementara suspek spinal injury cord setinggi cervical 3 dan contusio musculorum, atau diduga terjadi cedera saraf tulang belakang sehingga di Rujuk ke RS. Bahteramas Kendari.
“Karena peralatan yang belum memadai untuk itu sehingga Pasien dirujuk ke Rumah Sakit Bahteramas untuk penanganan lebih lanjut,” Jelasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Sabtu (20/03/2021) Humas PT. Jhonlin Group Bombana, Sahral membenarkan jika ada 2 karyawan yang tiba tiba merasa lemas pada saat melakukan pembongkaran kapur di gudang milik perusahaan.
Ia menyebut 1 orang merupakan karyawan PT. Prima Alam Gemilang dari divisi wherehouse atau gudang sedangkan 1 karyawan lagi dari PT. Sinar Bintang Mulia (mitra Jhonlin), saat kejadian kedua karyawan tersebut langsung dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dan diantar dengan menggunakan mobil ambulance milik perusahaan.
“Untuk karyawan PT. Prima Alam Gemilang, telah diikutkan dalam program BPJS Ketenagakerjaan, sedangkan untuk karyawan PT. Sinar Bintang Mulia belum dapat kami informasikan berhubung perusahaan tersebut memiliki management tersendiri dan merupakan mitra PT. JBM dan PT. PAG,” Bebernya.
Ia menjelaskan ia belum bisa memastikan apakah kedua karyawan tersebut keracunan akibat kegiatan pembongkaran kapur digudang karena masih menunggu hasil penanganan dari dokter rumah sakit. (IS)