Konsel, SultraNET. | Bunda Literasi Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) melakukan Roadshow Literasi dalam upaya peningkatan budaya literasi di Konsel. Pihaknya menyosialisasikan budaya dan peningkatan literasi, mewujudkan replikasi mandiri melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) bersama Bunda Literasi kecamatan se-Kabupaten Konsel.
Sosialisasi itu dilakukan Bunda Literasi Kabupaten bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah melalui Road Show Literasi di 25 Kecamatan se Konsel. Sudah terselenggara di 22 Kecamatan, berlangsung sejak 6 agustus dan diupayakan tuntas di bulan ini.
Bunda Literasi Konsel, Hj.Nurlin Surunuddin, SH mengatakan roadshow literasi salah satu program yang digaungkan dalam rangka menumbuhkan budaya dan peningkatan literasi di Konsel.
“Peningkatan budaya literasi ini guna mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Literasi bukan hanya membaca, menulis atau berhitung tetapi lebih luas yakni merefleksikan ilmu atau mempraktekkan pengetahuan yang diperoleh dari literasi,” ungkap Hj Nurlin Surunuddin.
Inti dari road show itu, lanjutnya, adalah sosialisasi budaya baca dan peningkatan literasi menuju desa replikasi mandiri melalui program TPBIS bersama bunda literasi Kabupaten dan Kecamatan se Konsel.
Hal senada ditambahkan Hj. Asni, S.Sos. M.Ap pustakawan ahli madya, Fasilitator Daerah/PIC penanggung jawab program TPBIS konawe selatan. Dalam road show itu dirangkaikan lomba mewarnai, baca puisi tingkat SD, pemaparan inovasi inklusi sosial serta pameran mini hasil inovasi inklusi sosial, Sabtu 19 Agustus lalu.
“Respon masyarakat sangat baik, tiap kecamatan pesertanya mencapai seratusan mulai dari bunda literasi Kecamatan dan desa/kelurahan, pemerintah lingkup Kecamatan dan desa, seluruh kader PKK serta kader Posyandu, bahkan lapisan masyarakat dan siswa siswi turut terlibat,” bebernya.
Dalam peningkatan literasi ini salah satu orientasi utamanya agar ibu ibu sebagai madrasah pertama mampu meliterasi anaknya sehingga literasinya baik. “Karena ini ada hubungannya dengan pola asuh anak yang erat kaitannya dengan 10 program PKK. Olehnya itu Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Konsel bekerjasama dengan Ketua TP-PKK yang juga sebagai Bunda Literasi Konsel,” ujarnya.
Tiap turun ke kecamatan, kata Asni, Bunda Literasi mengarahkan agar perpustakaan dapat menjadi tempat berkegiatan. Tempat berinteraksi anak sekolah dan lapisan masyarakat dalam menerapkan ilmu yang diperoleh dari literasi.
“Sesuai pesan bunda literasi, perpustakaan tak hanya tempat membaca atau meminjam buku tetapi sebagai pusat berkegiatan masyarakat. Sehingga ilmu yang diperoleh bisa dipraktekkan dan dampaknya pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sesuai program TPBIS,” terang Asni. (KominfoKonsel)