Bombana, SultraNET. | Kepemimpinan H. Tafdil dan Johan Salim sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara di bidang perlindungan anak dan perempuan patut mendapat apresiasi, pasalnya pasangan yang mengusung Program Gerakan Membangun Bombana dengan Ridho Allah SWT itu melalui instansi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) begitu getol dalam upaya mewujudkan Kabupaten Bombana ramah anak.
Kepala DP3A Bombana, Hj. Sitti Sapiah mengatakan Perempuan dan anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap tindak kekerasan, ragam kasus yang melibatkan kaum perempuan dan anak sebagai korban berkembang secara signifikan dan mendesak untuk dituntaskan mulai dari kasus kekerasan, trafficking, pelecehan seksual, eksploitasi anak dan perempuan, hingga kasus-kasus tersebut banyak berhadapan dengan hukum.
Mantan Kepala Badan Lingkungan Hidup Bombana itu menyebut Undang-Undang nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pada pasal 21 menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah berkewajiban dan bertanggungjawab untuk melaksanakan dan mendukung kebijakan nasional dalam penyelenggaraan Perlindungan Anak di Daerah.
“Pemerintah Kabupaten terus berupaya mewujudkan Bombana sebagai Kabupaten Layak Anak,” ujar Sitti Sapiah.
Ia menjelaskan Kabupaten Layak Anak adalah sistem pembangunan yang menjamin pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak yang dilakukan secara terencana, menyeluruh dan berkelanjutan, salah satu contohnya adalah pelaksanaan Pelayanan Ramah Anak di Puskesmas (PRAP).
“Kabupaten Bombana bisa menuju Kabupaten layak Anak dengan dukungan semua OPD terkait dalam memberikan nilai pada 24 Indikator di 5 (lima) Klaster, salah satunya Klaster III (tiga) tentang Kesehatan dasar dan kesejahteraan,” bebernya.
Berbagai upaya sosialisasi terus dilakukan baik menyasar sekolah sekolah, Puskesmas dan berbagai fasilitas layanan publik yang ada di daerah itu, hal itu bertujuan agar setiap Stakeholder serta anak-anak memiliki andil yang besar untuk turut terlibat dalam setiap kegiatan, sehingga dapat memacu dan memotivasi anak-anak agar dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia.
Ia menjelaskan bahwa dalam perlindungan anak hal pertama adalah faktor lingkungan yang merupakan pola dasar kehidupan, kemudian kesehatan dan pendidikan.
“Kami terus proaktif memberikan perlindungan dan perhatian besar terhadap anak-anaknya, untuk itu bersama bimbing dan ajari anak-anak kita untuk mengenal bagaimana proses hidup dalam dilingkungan yang baik, hidup sehat dan yang terpenting adalah tingkat Pendidikan,” jelasnya.