Jakarta, Sultranet.com โ Konsorsium Pemerhati Investasi Provinsi Sulawesi Tenggara, bersama dengan Pemuda dan Aktivis Kabupaten Kolaka, menggelar aksi unjuk rasa di kantor PT Vale Indonesia Tbk di Sques Tower, Jl. Jendral Sudirman No. Kav 71, Senayan Kota, Jakarta Selatan. Aksi ini digelar sebagai bentuk protes terhadap kurangnya progres pembangunan smelter oleh PT Vale Indonesia di site Pomalaa. Rabu (22/5/2024)
Mardin Fahrun, penanggung jawab aksi, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk mengawal investasi di Kabupaten Kolaka. “Kami telah beberapa kali menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPRD Kolaka dan melakukan kunjungan ke site PT Vale Indonesia untuk memeriksa progres pembangunan smelter pasca groundbreaking pada tahun 2022 yang dihadiri oleh Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan,” ungkap Mardin.
Mardin menegaskan bahwa mereka bukan anti-investasi, tetapi membutuhkan kejelasan apakah PT Vale Indonesia serius berinvestasi di Kolaka atau hanya mengklaim lahan tanpa ada tindakan nyata. “Selama 56 tahun PT Vale Indonesia berada di Kolaka, mereka belum memiliki kantor permanen di daerah tersebut,” tambahnya.
Selain itu, Mardin juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap manajemen PT Vale Indonesia site Pomalaa yang diduga sengaja membenturkan demonstran dengan masyarakat setempat pada aksi yang direncanakan pada 22 April 2024 lalu. “Kami meminta manajemen PT Vale Indonesia untuk menjelaskan progres pembangunan smelter, tetapi aksi tersebut tidak berlangsung karena adanya benturan yang kami duga sengaja dilakukan,” keluh Mardin.
Ismail, Ketua Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia (HIPPMI) Kolaka, juga menyampaikan kekesalannya. “Aksi kami hari ini adalah buntut dari kondisi PT Vale Indonesia site Pomalaa yang tidak menunjukkan perkembangan apapun pasca groundbreaking pada April 2022. Kami menilai kehadiran PT Vale Indonesia di Kolaka site Pomalaa hanya menciptakan konflik antar sesama anak daerah, bukan menciptakan iklim investasi yang adaptif dengan kearifan lokal,” tegas Ismail.
Sugiarto, Ketua Lingkar Demokrasi Pemuda Indonesia (LDPI) Kolaka, menegaskan bahwa mereka akan terus mengawal investasi di daerah mereka dan berencana melakukan aksi lanjutan dengan massa yang lebih besar di kantor PT Vale Indonesia serta di kantor Menteri ESDM RI. “Kami akan tetap konsisten mengawal investasi yang masuk di daerah kami dan pastikan dalam waktu dekat akan melakukan aksi dengan jumlah massa yang lebih besar,” pungkasnya.
Dalam aksi ini, demonstran membawa beberapa tuntutan utama yaitu, Mendesak pemerintah untuk melakukan evaluasi komprehensif terhadap seluruh aspek PT Vale Indonesia, apakah layak diperpanjang atau tidak, Mendesak pemerintah agar lahan PT Vale Indonesia site Pomalaa dikurangi atau dikembalikan kepada negara atau BUMD setempat, karena belum dikelola selama 55 tahun,
Mendesak Presiden PT Vale Indonesia Tbk untuk mengklarifikasi, mengevaluasi, dan memecat manajemen PT Vale Indonesia site Pomalaa yang diduga sengaja menciptakan konflik antar masyarakat setempat dan tidak mampu membangun komunikasi yang baik dengan kearifan lokal.
Hingga berita ini di rilis, belum ada penjelasan resmi dari PT. Vale Indonesia.
(Sumber : Rilis Pers Konsorsium Pemerhati Investasi Provinsi Sulawesi Tenggara)