Kendari, SultraNET. | Memperingati Hari Pahlawan 2019, Loka Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (LRSLU) “Minaula” Kendari mengadakan Program Siswa dan Mahasiswa Peduli Lansia (PROSA LANSIA), bertempat di aula LRSLU “Minaula” Kendari, Minggu (10/11/2019).
Kegiatan yang diikuti lebih dari 100 peserta terdiri dari siswa-siswi dan guru Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Kendari serta para lanjut usia tersebut mengangkat tema Aku Pahlawan yang Membahagiakan Lanjut Usia.
Kania Dewi, Kepala Sub Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia “Minaula” Kendari menyampaikan, momentum peringatan Hari Pahlawan menjadi momentum mengingat kembali jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan bangsa.
Disamping itu menurutnya ada berbagai cara memperingati Hari Pahlawan, salah satunya dengan membahagiakan lanjut usia (lansia).
” Selaku generasi muda, kita semua berkewajiban meneruskan dan mengisi kemerdekaan tersebut sesuai dengan status dan kedudukan masing-masing, tanpa terkecuali siswa dan siswi itu sendiri,” Tutur Kania Dewi.
Lebih lanjut dijelaskan, bahwa PROSA LANSIA adalah salah satu bentuk kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan dukungan sosial kepada para lanjut usia, baik di dalam maupun di luar loka agar memiliki spirit atau semangat dalam menjalani kehidupannya.
Program tersebut didesain sedemikian rupa agar terjadi komunikasi dan interaksi antara generasi muda yakni para siswa sekolah menengah dengan generasi lanjut usia yang berada di dalam mupun di luar LRSLU ”Minaula” Kendari.
” Selain itu, program ini juga bertujuan untuk memberikan edukasi kepada generasi muda khususnya siswa sekolah menengah agar memiliki karakter dan sekaligus sebagai agen peduli (empati) terhadap lanjut usia,” Bebernya.
Jumlah lansia di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Survey Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2018 menunjukkan bahwa jumlah lanjut usia Indonesia sebanyak 24,49 juta jiwa atau 9,27 persen dari total Penduduk Indonesia. Diproyeksikan tahun 2020 jumlah lansia akan mencapai 27,08 juta jiwa dan 63,31 juta jiwa pada Tahun 2045.
Data tersebut menunjukkan bahwa Indonesia telah menjadi negara aging society atau berpenduduk tua. Artinya, jumlah penduduk lanjut usia atau lansia mencapai lebih dari tujuh persen dari total jumlah penduduk.
Seiring peningkatan jumlah lansia tersebut, terdapat sejumlah tantangan dan persoalan di seputar kelanjutusiaan dan menjadi agenda bersama untuk diselesaikan, mulai dari ketersediaan dan dukungan layanan oleh berbagai stakeholder pada satu sisi, kemandirian, psikososial yang kompleks, kondisi fisik, dan mental-spiritual lansia itu sendiri pada sisi lainnya.
” Siswa-siswi perlu ambil bagian dalam penanganan masalah tersebut. Sebagai penerus cita-cita bangsa, disamping disyaratkan memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan kecakapan teknologi, mereka juga dituntut memiliki karakter peduli terhadap sesama atau yang biasa disebut dengan kesalehan sosial yang sejatinya adalah karakter bangsa Indonesia itu sendiri seperti gotong royong dan tepo seliro,” Harapnya.
Program yang dilaksanakan seharian tersebut diisi dengan berbagai kegiatan seperti lomba Lulo dan puisi dengan melibatkan seluruh peserta. Lulo adalah salah satu jenis seni tari tradisional Sulawesi Tenggara sebagai ajang jalinan perkenalan, pertemanan dan keakraban antar warga. Lulo yang ditampilkan oleh para lansia diiringi dengan semacam gong kecil atau dalam bahasa Tolaki disebut Karandu.
“saya senang mengikuti kegiatan ini karena bisa bertemu dan bercengkrama dengan banyak orang terutama para kakek dan nenek”, ungkap Ita Purnama Sari, salah satu siswi.
Pada bagian akhir kegiatan siswa-siswi membuat maklumat kepedulian kepada lanjut usia. “Kami siswa dan siswi SMA Negeri 5 Kendari berjanji akan selalu menyayangi dan membahagiakan para lanjut usia”, suara maklumat mereka. (Jasman Lampalangi)