Kendari, SultraNET. | General Manager PT. Virtue Dragon Nickle Industry (VDNI) Rudi Rusmadi membantah tudingan bahwa perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara itu menjalankan bisnisnya secara “Curang”, dan semua yang dituduhkan itu merupakan fitnah besar terhadap dirinya, apalagi soal isu mahar sebesar 3 juta rupiah kepada pelamar tenaga kerja lokal.
” Tidak ada 1 pun pernyataan yang diberitakan itu benar dan saya berani dipertemukan di ruang terbukJa, kalau ada keterlibatan saya di semua transaksi itu, semoga Allah yang membalasnya, saya orang beragama dan saya tau apa yang saya perbuat, silahkan pertemukan saya dan publik menyaksikan biar tidak ada fitnah” Kesalnya.
Dikatakan Rudi, orang yang telah memfitnahnya itu sedang membunuh karakter dan ia berharap tuhan yang melaknatnya karena ada kepentingan untuk merusak nama baiknya dalam mengelola perusahaan itu.
” Saya akan berdoa untuk itu, pesan saya ini sampaikan sama informan tersebut mari kita bicara secara terbuka dan bawa seluruh data, saya secara pribadi siap berhadapan secara langsung mau dimana saya terima, apa yang di tulis ada pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT, semoga menjadi peringan dosa saya”
” Semua itu fitnah saya mungkin akan buat laporan polisi atas fitnah tersebut minggu depan,” Tambahnya menyesalkan tudingan itu
Rudi meyakinkan bahwa pihaknya Haram melakukan pungutan terhadap pekerja lokal yang hendak bekerja di perusahaan Industri Nikel terbesar di Konawe itu.
” Dimanakah hati nurani saya menikmati dan memeras keringat saudara saya sendiri, haram bagi saya memakan uang pekerja dan saya akan dilaknat serta masuk neraka,” tambahnya meyakinkan ketidakbenaran semua tudingan penambang Via Whattshap.
Usai wawancara via Whattshap Pihak VDNI mengutus salah seorang kepercayaan atas nama Indra dengan maksud mengkalrifikasi langsung beberapa tudingan itu kepada media, namun fakta dilapangan Indra tidak mengklarifikasi, malah mencoba memaksa media memberitahukan informan berita ini.
Bahkan dengan gaya khasnya, Indra datang-datang langsung memotret wartawan dan menanyakan tempat tinggal wartawan, masa kerja jadi wartawan dan menanyakan apakah pewarta sudah tau dan siap menerima konsekwensinya bila tetap menuding, dan menyembunyikan identitas informan. (AK)