Wabup Bombana Buka Seminar Pendidikan Ramah Lingkungan

Bombana, Sultranet.com – Wakil Bupati Bombana, Ahmad Yani, S.Pd., M.Si secara resmi membuka Seminar Pendidikan Indonesia Moronene yang mengangkat tema “Adaptasi Pendidikan Ramah Lingkungan untuk Masa Depan yang Berkelanjutan,” Kamis, 8 Mei 2025, di Aula Tanduale, Kantor Bupati Bombana.

Seminar ini digagas oleh Organisasi Indonesia Moronene (IM) sebagai bentuk kontribusi nyata dalam mendorong sistem pendidikan yang adaptif terhadap tantangan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran Forkopimda Bombana, Asisten Bidang Administrasi Umum Setda Bombana, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Dinas Pariwisata, Plt. Kepala Dinas Pendidikan, Sekretaris Dinas Pendidikan, akademisi, guru, pelajar, hingga aktivis lingkungan.

Bacaan Lainnya

Seminar ini menjadi ruang strategis untuk membahas pentingnya integrasi nilai keberlanjutan dalam sistem pendidikan, sekaligus menumbuhkan kesadaran kolektif terhadap pelestarian lingkungan hidup sejak usia dini.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Ahmad Yani menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan seminar tersebut. Ia menilai kegiatan ini sangat relevan di tengah meningkatnya krisis lingkungan global, yang membutuhkan respons aktif dari semua lapisan masyarakat, termasuk dunia pendidikan.

“Kita membutuhkan sistem pendidikan yang tidak hanya mengedepankan prestasi akademik, tapi juga menanamkan kepedulian terhadap alam dan masa depan bumi. Tema seminar ini sangat relevan dan patut diapresiasi,” ujarnya.

Ahmad Yani menekankan, pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan sekitar.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa persoalan lingkungan, khususnya pengelolaan sampah dan kebersihan, bukan lagi isu lokal, melainkan sudah menjadi perhatian global. Ia mengajak semua pihak untuk menjadikan pendidikan sebagai pintu masuk perubahan perilaku masyarakat terhadap isu-isu lingkungan.

“Lingkungan yang bersih bukan hanya isu lokal, melainkan sudah menjadi perhatian dunia. Jika kita mampu mengatasi persoalan sampah, manfaatnya tidak hanya akan dirasakan secara global, tetapi juga oleh masyarakat kita di Bombana,” ungkapnya.

Ia juga mengajak generasi muda Bombana untuk menggali kembali nilai-nilai budaya lokal yang selama ini mengajarkan tentang hubungan harmonis antara manusia dan alam. Menurutnya, kearifan lokal bisa menjadi fondasi kuat dalam membangun kesadaran lingkungan secara berkelanjutan.

“Nilai-nilai budaya kita banyak mengajarkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan hidup. Ini bisa menjadi modal besar dalam menghadapi krisis lingkungan saat ini,” katanya.

Sementara itu, Ketua Organisasi Indonesia Moronene dalam sambutannya mengatakan, seminar ini merupakan bagian dari komitmen IM untuk mendorong transformasi pendidikan lokal agar lebih responsif terhadap persoalan lingkungan dan perubahan iklim.

“Pendidikan harus menjadi bagian dari solusi. Kita tidak bisa lagi mengabaikan isu lingkungan dalam kurikulum. Seminar ini adalah langkah awal untuk membangun kerja sama lintas sektor demi pendidikan yang berpihak pada masa depan lingkungan,” tuturnya.

Ia berharap, dari forum ini lahir gagasan konkret dan kerja kolaboratif yang mampu mendorong pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran yang lebih ramah lingkungan, serta membuka ruang partisipasi bagi semua pihak, baik pemerintah, masyarakat sipil, maupun dunia pendidikan.

Seminar ini juga dirangkaikan dengan sesi diskusi panel yang menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang, mulai dari praktisi pendidikan, pegiat lingkungan, hingga perwakilan pemerintah daerah. Peserta seminar terlihat antusias mengikuti diskusi, yang banyak menyoroti praktik-praktik pendidikan hijau dan strategi penerapannya di lingkungan sekolah.

Semangat kolaboratif yang tercipta dalam seminar ini diharapkan menjadi pemantik gerakan nyata di tingkat komunitas, sekolah, dan kebijakan publik, yang menempatkan pendidikan sebagai pilar utama dalam membangun kesadaran ekologis dan tanggung jawab bersama terhadap bumi.

Loading

Pos terkait