Bombana, Sultranet.com – Kodim 1431/Bombana bekerja sama dengan Bulog menggelar sosialisasi serapan gabah guna mendukung program ketahanan pangan nasional. Kegiatan ini berlangsung di Makodim 1431/Bombana, Jl. Poros Kendari – Bombana, Desa Hukaea, Kecamatan Rarowatu Utara, Kabupaten Bombana. Sosialisasi dipimpin oleh Kepala Bulog Cabang Bombana, Aang Fahri Hajad, SE., dan dihadiri oleh Kapten Inf Sulistianto selaku Pasi Ter Kodim 1431/Bombana, serta sekitar 45 Babinsa jajaran Kodim 1431/Bombana. Kamis, (20/02).
Dalam sambutannya, Kapten Inf Sulistianto menjelaskan bahwa program Asta Cita telah membawa perubahan signifikan dalam pengelolaan Perum Bulog.
“Perubahan ini mencakup koordinasi lebih erat dengan pemerintah daerah dan pendampingan khusus dari Babinsa,” ujarnya.
Menurutnya, peran Babinsa menjadi strategis dalam mendukung Bulog yang memiliki keterbatasan tenaga kerja di kantor cabangnya, terutama di Sulawesi Tenggara.
Lebih lanjut, Kapten Inf Sulistianto menekankan bahwa dengan wilayah kerja yang luas dan tugas yang kompleks, Babinsa berperan dalam memastikan kelancaran distribusi dan pengawasan serapan gabah.
“Selain distribusi beras, kami juga berkoordinasi dengan kepolisian dalam program jagung agar ketahanan pangan tetap terjaga,” tambahnya.
Kepala Cabang Perum Bulog Bombana, Aang Fahri Hajad, SE., menyoroti pentingnya komunikasi yang baik antara petani dan Bulog.
“Masa panen mendatang sangat krusial, oleh karena itu kami berharap informasi jadwal panen dapat kami terima minimal satu hingga dua minggu sebelumnya,” jelasnya. Menurutnya, hal ini diperlukan agar Bulog dapat mengatur distribusi gabah ke 14 penggilingan mitra dan memastikan kualitas gabah sesuai standar.
Ia juga menegaskan pentingnya pendampingan dari masa tanam hingga panen untuk menghindari masalah kualitas gabah, seperti gabah hitam, berjamur, atau terserang hama semut.
“Tanpa pengawasan yang ketat, kualitas gabah bisa turun drastis dan merugikan petani,” kata Aang Fahri Hajad. Oleh karena itu, kolaborasi antara Babinsa, penyuluh pertanian, dan dinas terkait sangat diperlukan.
Selain itu, Aang Fahri Hajad menekankan upaya Bulog dalam menjaga harga gabah di tingkat petani tetap stabil di angka Rp6.500 per kilogram.
“Kami mencatat adanya penurunan harga di beberapa lokasi akibat pedagang yang telah memberikan modal kepada petani lebih awal. Ini yang harus kita awasi bersama agar petani tetap mendapatkan harga yang layak,” katanya.
Ia juga yakin bahwa kerja sama yang solid antara penyuluh, Bulog, Babinsa, dan dinas pertanian akan memastikan panen gabah berkualitas tinggi, harga yang stabil, dan distribusi yang lancar.
“Kami ingin memastikan petani tidak dirugikan dan produksi gabah nasional tetap terjaga,” tutupnya. (Pendim)